Mata Ibu Tak Pernah Sesumringah Pagi Ini




Ia tahu, sebentar lagi
Sebuah jabat tangan
Akan membuat dua langkah selalu beriringan

Ia akhirnya mempunyai anak perempuan!
Bukan dari rahimnya
Tapi dari rahim lain yang pada rahimnya nanti
Akan bersemayam malaikat kecil
Malaikat penerbit tawa, malaikat penyebar senyum,
Malaikat lugu pembangkit riang dan haru


Warna mata Ibu sudah tidak secoklat dulu. Tapi
Mata Ibu tak pernah sesumringah pagi ini
Tugas ibu hampir selesai
Pohon kecil yang ia rawat hingga kini berbuah
Kini siap dipetik buahnya oleh jemari seorang putri

Kelopak mata Ibu sudah tidak semeriah dulu. Tapi
Mata Ibu tak pernah sesumringah pagi ini
Meski hampir selesai, tugas ibu tidak akan pernah selesai
Sepanjang deru napas ibu
Pinta Ibu kepada Tuhan
Adalah sebuah jalan

Bulu mata Ibu sudah tidak selentik dulu. Tapi
Mata Ibu tak pernah sesumringah pagi ini
Jabat tangan itu telah terlepas
Setetes dan seutas senyum tangis terbit
Anak Ibu telah menjadi milik orang lain
Dan orang lain telah menjadi anak Ibu.

Mata Ibu tak pernah sesumringah pagi ini
Akhirnya, Ibu memiliki anak perempuan!

Comments

Sering Dibaca

Pindah

Pemeran Sinta

Catatan Perjalanan dan Itinerary ke Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida Tahun 2018

Merenung Lewat Cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar

Antara Apsari dan Grahadi